Cari Di Sini

Senin, 28 April 2014

Teori Behaviorisme



Nama dan NIM           : Yayah Rohmalia (1113018200046)

Judul                           : Teori Behaviorisme

Tujuan                                  
C3 = Mengonsepkan
 “ Mahasiswa mampu mengonsepkan teori behaviorisme kedalam metode pengajaran dan pembelajaran”
A4 = Mengelola
“ Mahasiswa mampu mengelola kelas dengan menggunakan teori behaviorisme”
P5 = Mendesain
“Mahasiswa mampu mendesain teori behaviorisme ke dalam metode pengajaran dan pembelajaran”
Latar Belakang
Teori behaviorisme memandang belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku, di mana seseorang yang telah belajar akan di tandai dengan perubahan perilakunya sebagai hasil belajar, jadi aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga saat ini adalah aliran behaviorisme.


Pengertian Behaviorisme Secara Bahasa dan Istilah.
Secara bahasa behaviorisme terdiri dari kata behavior dan ism yang berasal dari bahasa inggris, kata behavior memiliki arti “kelakuan”, dan ism yang berarti “aliran” jadi behaviorisme adalah “Aliran Perilaku” ( سلوك تدفق ). Secara istilah pengertian behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan.
Teori behaviorisme hanya menganalisa perilaku yang nampak, dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk relatif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.
Tokoh-tokoh terkenal dari aliran teori behaviorisme diantaranya adalah:
a)      Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia. Ivan Petrovich Pavlov adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respons dan hal ini yang dikenang darinya hingga kini. Tingkah laku sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning (conditioning process) di mana refleks-refleks yang tadinya dihubungkan dengan rangsang-rangsang tak berkondisi lama-kelamaan dihubungkan dengan rangsang berkondisi. Dengan kata lain, gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah karena mendapat latihan, yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang continue (terus-menerus).
b)      Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Thorndike menggambarkan proses belajar sebagai proses pemecahan masalah. Dalam penyelidikannya tentang proses belajar, pelajar harus diberi persoalan. 
c)      Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)
Skinner menganggap reward dan reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal, mengontrol tingkah laku. Pada teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. Operant conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operant yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.
Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak menunjukkan stimuli maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

Ayat Al Qur’an yang mendukung teori behaviorisme
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.  Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. )AL Alaq:1-5 )
Dalam perspektif al-Qur’an belajar dapat disimpulkan sebagai berikut: Belajar merupakan proses menuju perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, baik melalui pembacaan, pengamatan, penelitian, perenungan dan pengalaman langsung. Al-Qur’an memerintahkan kaum beriman untuk belajar secara berkelanjutan, supaya mereka dapat berkembang mencapai kesempurnaan sebagai hamba Allah dan khalifahNya.


Aplikasi Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran Bahasa Arab
1.      Ranah kognitif
C3 = Menggunakan
“Siswa mampu menggunakan bahasa arab secara aktif dan terus menerus sehingga memiliki keterampilan berbahasa”
2.      Ranah Afektif
A5 = Membiasakan
“Siswa dapat membiasakan diri menggunakan bahasa arab dalam berkomunikasi”
3.      Ranah Psikomotorik
P5 = Menciptakan
“Siswa mampu menciptakan lingkungan berbahasa yang kondusif yang akan mendukung proses pembiasaan berbahasa secara efektif

Kesimpulan
Teori ini memandang individu sebagai makhluk relatif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar