Cari Di Sini

Senin, 30 Juni 2014

psikologi pendidikan

APLIKASI TEORI HUMANISME DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh

Yayah Rohmalia

1113018200046

Manajemen Pendidikan

Pada Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Semester 2

UIN Syarif Hidaytullah Jakarta

Latar Belakang
            Teori belajar humanisme dalam pendidikan merupakan aplikasi dari paham kemanusiaan yang sangat peduli tentang keterkaitan perkembangan manusia yang manusiawi dalam pendidikan. Pembahasan teori ini lebih menekankan tentang manusiawi pada diri manusia itu sendiri, aktulaisasi diri, kesehatan, harapan, kasih sayang/cinta, kreativtas, kemanusiaan, arti menjadi seorang individu yang berarti dan pemahaman tentang hakikat pribadi manusia serta pengalamannya.[1]
    Aplikasi teori belajar humanisme ini berusaha memahami prilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Selain itu aliran humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pembelajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif erat kaitannya dengan pengembangan emosi yang terdapat dalam domain efektif. Emosi adalah karakteristik yang sangat kuat yang tampak dari para pendidik beraliran humanisme.[2]
Menurut teori ini tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia, proses belajar di anggap berhasil jika anak memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan demikian dapat dirumuskan, tujuan utama para pendidik dilihat dari teori belajar humanisme adalah membantu anak untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka. Maka dari itu toeri humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.[3]
Tujuan Penulisan
C3=Menerapkan
“ Mahasiswa mampu menerapkan teori humanisme kedalam metode pengajaran dan pembelajaran”
A4 = Mengelola
“ Mahasiswa mampu mengelola kelas dengan menggunakan teori humanisme
P5 = Mendesain
“Mahasiswa mampu mendesain teori humanisme ke dalam RPP ”
Teori Humanisme dan Analisis
Dilihat dari segi kebahasaan, humanisme berasal dari kata Latin humanus dan mempunyai akar kata homo yang berarti manusia. Humanus berarti sifat manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia. Secara terminologi, humanisme berarti martabat dan nilai dari setiap manusia, dan semua upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya (fisik nonfisik) secara penuh.[4]
Tokoh Teori Humanisme
1. Carl Rogers
Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.[5]
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.
Bagaimana proses belajar dapat terjadi  menurut teori belajar humanisme?. Orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil.
Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : (1) membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar, (2) membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar, (3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, (4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa, dan (5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya.[6]
2.      Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.[7]
Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
Menurut Abraham Maslow, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisis Freudian. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini, biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
Berebeda dengan behaviorisme yang melihat motivasi manusia sebagai suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan fsikologis manusia atau dengan Freudian yang melihat motivasi sebagai berbagai macam kebutuhan seksual, humanistic melihat prilaku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih rendah atau lebih tinggi. Hal ini memunculkan salah satu ciri utama pendekatan humanistik, yaitu bahwa yang dilihat adalah prilaku manusia, bukan spesies lain. Akan sangat jelas perbedaan antara motivasi manusia dan motvasi yang dimiliki binatang. Hierarki kebutuhan motivasi Maslow menggambakan motivasi manusia yang berkeinginan bersama manusia lain, berkompetensi, dikenali, aktualisasi diri, sekaligus juga menggambarkan motivasi dalam level yang lebih rendah, seperti kebutuhan fsiologis dan keamanan.
            Bagi para penganut teori humanistik, proses belajar harus bermuara pada manusia. Teori belajar ini yang paling mendekati dunia filsafat daripada dunia pendidikan (Uno, 2008:13). Meskipun teori ini sangat menekankan pada isi dari proses belajar, dalam kenyataannya teori ini lebih banyak bicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuk yang paling ideal dari pada belajar seaperti apa adanya, seperti yang sering terjadi dalam keseharian. Teori ini bersifat ekletik dan teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk memanusiakan manusia (mencapai aktualisasi) dapat tercapai.[8]
Implikasi Teori Belajar Humanistik
1.      Guru Sebagai Fasilitator
            Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.  Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa (petunjuk):[9]
a)      Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas
b)      Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
c)      Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
d)     Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
e)      Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
f)       Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
g)      Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
h)      Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
i)        Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar
j)        Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
  1. Merespon perasaan siswa
  2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
  3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
  4. Menghargai siswa
  5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
  6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
  7. Tersenyum pada siswa
Ayat AL Qur’an mengenai teori Humanisme
وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ
[30] Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
وَ عَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُوْنِيْ بِأَسْمَاءِ هَؤُلاَءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ
(31) Dan telah diajarkanNya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu Dia berfirman : Beritakanlah kepadaKu nama-nama itu semua, jika adalah kamu makhluk-makhluk yang benar.
Gambar mengenai teori humanisme
Hierarki Kebutuhan Maslow

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah                         : SD IT AL AZZAMY
Mata Pelajaran                        : PKN
Kelas /Semester                       : II/ 1
Alokasi Waktu                         : 14 x 35 menit
I.   Standar Kompetensi       :Menampilkan sikap cinta lingkungan
II.    Kompetensi Dasar         :Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan
III.   Indikator  
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:
PB (3)     Psikomotorik
                     Menanam tanaman
                     Merawat tanaman
                     Memelihara hewan
PB (8)     = Kognitif
Menyebutkan berbagai macam tanaman yang ada di lingkungan sekitar
Menyebutkan berbagai macam hewan yang ada di lingkungan sekitar
Menuliskan nama-nama tanaman yang ada di lingkungan sekitar
Menuliskan nama-nama hewan yang ada di lingkungan sekitar
Membuat laporan sederhana tentang berbagai jenis tanaman di lingkungan sekitar
Membuat laporan sederhana tentang berbagai jenis hewan di lingkungan sekitar
PB (9)     =  Perkembangan Konsep Diri dan Emosi
                     Merawat lingkungan sekitar
                     Mencintai tanaman dan binatang       
PB (10)   = Perkembangan nilai, moral dan sikap
Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekitar
Mejaga dan memelihara hewan di lingkungan sekitar
PB (11)  =  Perkembangan kreativitas
Menceritakan tentang tanaman dan hewan yang di telah lihatnya
PB (13)  = Cara mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar
                              Karya wisata
                              Melakukan Eksperimen
                              Bercerita
IV.             Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat:
1)  Mengenal berbagai macam tanaman dan hewan yang ada di lingkungan sekitar.
2) Membuat laporan sederhana tentang berbagai jenis tanaman di lingkungan sekitar.
3)  Melakukan eksperimen sederhana tentang bagaimana menanam tanaman.
4)  Bercerita tentang berbagai hewan yang dijumpai baik di lingkungan sekitar maupun di kebun binatang.
5) Menyebutkan berbagai hewan yang hidup di darat maupun di udara, yang liar maupun yang dipelihara manusia.
6) Bercerita tentang pengalaman melihat lingkungan buatan yang dijumpai.


V.      Materi pembelajaran    :Cinta Lingkungan
VI.    Metode pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran :Pendekatan Inkuiri,  pendekatan keterampilan proses
Strategi Pembelajran    :Pembelajran berbasis siswa
Model Pembelajaran    :Inkuri, pembelajaran kooperatif
Metode pembelajaran  :Karya wisata, eksperimen, bercerita, Pemberian tugas.
VII.          Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan ke-1
Kegitan dan tahap pembelajaran

Perincian kegiatan

Nilai-nilai karakter

Waktu
Pendahuluan eksplorasi





Eksplorasi








Eksplorasi
Berdoa dengan esensi syukur atas nikmat dan minta dibukakan hati dan diberi cahaya hikmah agar mudah menerima pembelajaran hari itu.

Mengecek kehadiran siswa
Menanyakan kabar siswa berfokus pada siswa yang tidak datang dan/ atau yang pada pertemuan sebelumnya tidak datang
Jika ada yang sakit ungkapkan keprihatinan

Apersepsi :
Guru mengawali dengan pertanyaan motivasi: jika hari terik panas biasanya kalian berteduh di bawah apa?
Apa beda tanaman mawar dengan tanaman jambu?
Bagaimana kamu merawat tanaman di rumahmu?
Siapa yang memelihara kucing atau binatang lain di rumah?
Apa makanan hewan-hewan peliharaanmu?
Iman dan takwa, syukur





Disiplin,
taat aturan 
peduli






Kuriositas, cermat, syukur, peduli tanaman dan binatang
(6x35)
Menit






Kegiatan inti
Elaborasi


Elaborasi






Elaborasi




Konfirmasi






Konfirmasi







Konfirmasi

1)      Guru melakukan presentasi singkat tentang berbagai jenis tanaman dan hewan
2)      Seluruh siswa bersama guru ke luar ruangan kelas menuju halaman sekolah dan dilanjutkan jalan-jalan melihat-lihat berbagai jenis tanaman yang ada di sekitar sekolah
3)      Siswa mencatat dalam buku tulisnya apa saja berbagai jenis tanaman yang dilihatnya dan apa kira-kira manfaatnya
4)      Setelah kembali ke kelas guru menunjuk beberapa siswa tampil ke depan untuk bercerita tanaman apa saja yang dilihat dalam kegiatan observasi di luar kelas.
5)      Siswa yang tidak ditunjuk untuk bercerita di depan kelas dapat menambah atau menyanggahnya dengan terlebih dahulu mengangkat tangannya untuk meminta izin berbicara
6)      Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah didiskusikan


Cermat, tekun, tanggung jawab

Cermat, tekun, teliti, tanggung jawab




Cermat, tekun, teliti, tanggung jawab


Toleransi, terbuka, tanggung jawab, teliti, demokratis,




kuriositas, berani mengemukakan pendapat


Cermat, tekun, teliti, tanggung jawab


Penutup
Konfirmasi



Konfirmasi

Konfirmasi





Konfirmasi






Konfirmasi


Guru bersama siswa menyimpulkan esensi pembelajaran

Penilaian

Refleksi: guru bersama peserta didik mengungkapkan kesan mengenai pentingnya mempelajari lengkungan sekitar dan mencintainya

Guru menginformasikan kepada peserta didik bahwa pertemuan berikutnya adalah mempelajari tentang berbagai macam binatang yang ada di kebun binatang

Doa penutup dengan esensi agar diberi berkah berupa tersimpannya ilmu dalam pikiran serta ucapan syukur atas terselenggaranya pembelajaran pada hari ini dengan baik

Cermat, terbuka, teliti, hati-hati

Cermat, teliti, hati-hati

Syukur, cinta tanah air





Tekun, peduli






Iman dan takwa, syukur


VIII.       Alat/Bahan/Sumber Belajar
*      Buku PKN untuk siswa kelas II
*      Buku sumber lain yang relevan
*      Gambar berbagai tanaman dan hewan
*      LKS buatan guru
*      Lingkungan sekitar sekolah
*      Kebun binatang ragunan
IX.             Penilaian
Indikator pencapaian
Teknik penilaian
Bentuk instrumen
Contoh instrumen
Menyebutkan berbagai tanaman dan hewan yang ada di halaman sekolah dan di sekitar sekolah
Tes tertulis
Uraian
Tuhan telah menciptakan berbagai tanaman dan binatang untuk keperluan manusia. Cobalah engkau sebutkan;
  a.Berbagai macam jenis tanaman yang ada di lingkungan sekolah dan rumahmu
 b.Berbagai macam hewan peliharaan yang engkau jumpai di rumah, baik yang hidup di darat maupun di udara
Membuat laporan sederhana bebagai tanaman di lingkungan sekitar
Nontes
Laporan observasi sederhana

Menanam biji jagung di dalam wadah bekas air mineral
Nontes
Laporan sederhana observasi hasil eksperimen

Bercerita tentang pengalaman karyawisata ke kebun binatang
Nontes
Laporan sederhana observasi hasil pengamatan

Menyebutkan berbagai hewan yang hidup di darat maupun di udara, yang liar maupun yang dipelihara manusia
Tes tertulis
Uraian
Dbutkan berbagai burung yang dipelihara manusia yang kamu jumpai di sekitarmu dengan mengisi titik-titik berikut!
Burung        Makanan
..............     ................
..............     ................
..............     ................
..............     ................
..............     ................



[1] ) Martini Jamaris, Orientasi Buku Dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Yayasan Penamas Murni, 2010),hlm.225
[2] ) Muhammad Tobroni & Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta; AR Ruzz Media, 2011), hlm. 157
[3] ) Muhammad Tobroni & Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran, ibid, hlm. `158
[4] ) Haryanto Al-Fandi, Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm.71
[5] ) Abdul Hadis, Psikologi Dalam Pendidikan ( Bandung: Alfabeta, 2006 ),hlm, 71.
[6] ) Ibid.hlm, 72.

[7])Novi nasuprobo, Teori Belajar Humanistik, diakses dari http://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajar-humanistik/, 30 Juni 2014

[8] ) Muhammad Tobroni & Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran, Op.Cit, hlm, 158-159
[9] ) Prof.Drs.Dakir, Dasar-dasar Psikologi.( Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993), hlm, 64.