APLIKASI TEORI HUMANISME DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Oleh
Yayah Rohmalia
1113018200046
Manajemen Pendidikan
Pada Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Semester 2
UIN Syarif Hidaytullah Jakarta
Latar Belakang
Teori
belajar humanisme dalam pendidikan merupakan aplikasi dari paham kemanusiaan
yang sangat peduli tentang keterkaitan perkembangan manusia yang manusiawi dalam
pendidikan. Pembahasan teori ini lebih menekankan tentang manusiawi pada diri
manusia itu sendiri, aktulaisasi diri, kesehatan, harapan, kasih sayang/cinta, kreativtas, kemanusiaan, arti menjadi seorang individu yang
berarti dan pemahaman tentang hakikat pribadi manusia serta pengalamannya.[1]
Aplikasi teori belajar humanisme ini berusaha memahami prilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Selain itu aliran humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun
dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini
yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme
biasanya memfokuskan pembelajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif erat kaitannya dengan pengembangan emosi yang terdapat
dalam domain efektif. Emosi adalah karakteristik yang sangat kuat yang tampak
dari para pendidik beraliran humanisme.[2]
Menurut teori
ini tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia, proses belajar di anggap
berhasil jika anak memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan demikian
dapat dirumuskan, tujuan utama para pendidik dilihat dari teori belajar
humanisme adalah membantu anak untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang
unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan
dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada
pengalaman-pengalaman mereka. Maka dari itu toeri humanisme ini cocok untuk
diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena
sosial.[3]
Tujuan Penulisan
C3=Menerapkan
“
Mahasiswa mampu menerapkan teori
humanisme
kedalam metode pengajaran dan pembelajaran”
A4 = Mengelola
“ Mahasiswa mampu
mengelola kelas dengan menggunakan teori humanisme”
P5 = Mendesain
“Mahasiswa mampu
mendesain teori humanisme ke dalam RPP ”
Teori Humanisme dan Analisis
Dilihat dari segi kebahasaan, humanisme berasal dari kata Latin humanus
dan mempunyai akar kata homo yang berarti manusia. Humanus
berarti sifat manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia. Secara terminologi, humanisme berarti martabat dan nilai dari
setiap manusia, dan semua upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan
alamiahnya (fisik nonfisik) secara penuh.[4]
Tokoh Teori Humanisme
1. Carl
Rogers
Carl R.
Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar
dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar
yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual
maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar
humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.[5]
Roger
membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar
yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna
terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi
tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.
Bagaimana
proses belajar dapat terjadi menurut teori belajar humanisme?. Orang
belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk
dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya
sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil.
Menurut
Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori
humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : (1) membantu
menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap
belajar, (2) membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan
kebebasan kepada siswa untuk belajar, (3) membantu siswa untuk memanfaatkan
dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, (4)
menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa, dan (5) menerima pertanyaan
dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya.[6]
2.
Arthur Combs
Belajar
terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi
yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa
matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan
terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus
mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan
kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba
memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang
ada.[7]
Perilaku
internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak
guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi
pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah
menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana
membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran
tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs
memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran
(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1) adalah
gambaran dari persepsi diri dan
lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu
dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi,
hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu
terlupakan.
Menurut Abraham Maslow, yang terpenting dalam
melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada
sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan”
atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisis Freudian. Pendekatan
ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia
membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak
positif ini, biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan
positif ini.
Berebeda dengan behaviorisme yang melihat
motivasi manusia sebagai suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan fsikologis
manusia atau dengan Freudian yang melihat motivasi sebagai berbagai macam
kebutuhan seksual, humanistic melihat prilaku manusia sebagai campuran antara
motivasi yang lebih rendah atau lebih tinggi. Hal ini memunculkan salah satu
ciri utama pendekatan humanistik, yaitu bahwa yang dilihat adalah prilaku
manusia, bukan spesies lain. Akan sangat jelas perbedaan antara motivasi
manusia dan motvasi yang dimiliki binatang. Hierarki kebutuhan motivasi Maslow
menggambakan motivasi manusia yang berkeinginan bersama manusia lain,
berkompetensi, dikenali, aktualisasi diri, sekaligus juga menggambarkan
motivasi dalam level yang lebih rendah, seperti kebutuhan fsiologis dan
keamanan.
Bagi para penganut teori
humanistik, proses belajar harus bermuara pada manusia. Teori belajar ini yang
paling mendekati dunia filsafat daripada dunia pendidikan (Uno, 2008:13).
Meskipun teori ini sangat menekankan pada isi dari proses belajar, dalam
kenyataannya teori ini lebih banyak bicara tentang pendidikan dan proses
belajar dalam bentuk yang paling ideal dari pada belajar seaperti apa adanya,
seperti yang sering terjadi dalam keseharian. Teori ini bersifat ekletik dan
teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk memanusiakan manusia
(mencapai aktualisasi) dapat tercapai.[8]
Implikasi Teori Belajar Humanistik
1.
Guru Sebagai Fasilitator
Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai
kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa
(petunjuk):[9]
a) Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan
suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas
b) Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas
tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang
bersifat umum.
c) Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk
melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan
pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
d) Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai
tujuan mereka.
e) Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang
fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
f) Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas,
dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan
mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun
bagi kelompok
g) Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator
berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut
berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya
sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
h) Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok,
perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak
memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan
atau ditolak oleh siswa
i)
Dia harus tetap waspada terhadap
ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama
belajar
j)
Di dalam berperan sebagai seorang
fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya
sendiri.
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
- Merespon perasaan siswa
- Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
- Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
- Menghargai siswa
- Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
- Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
- Tersenyum pada siswa
Ayat AL Qur’an
mengenai teori Humanisme
وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي
الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ
فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ
[30] Dan (ingatlah)
tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak
menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah,
padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata
: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
وَ عَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ
أَنْبِئُوْنِيْ بِأَسْمَاءِ هَؤُلاَءِ
إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ
(31) Dan
telah diajarkanNya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua
kepada Malaikat, lalu Dia berfirman : Beritakanlah kepadaKu nama-nama itu
semua, jika adalah kamu makhluk-makhluk yang benar.
Gambar
mengenai teori humanisme
Hierarki Kebutuhan Maslow
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SD IT AL AZZAMY
Mata
Pelajaran : PKN
Kelas
/Semester : II/ 1
Alokasi
Waktu : 14 x 35
menit
I. Standar Kompetensi :Menampilkan sikap cinta lingkungan
II. Kompetensi Dasar :Mengenal
pentingnya lingkungan alam seperti
dunia tumbuhan dan dunia hewan
III. Indikator
Setelah mempelajari bab ini siswa
diharapkan mampu:
PB (3) = Psikomotorik
Menanam
tanaman
Merawat
tanaman
Memelihara
hewan
PB (8) = Kognitif
Menyebutkan berbagai macam tanaman
yang ada di lingkungan sekitar
Menyebutkan berbagai macam hewan
yang ada di lingkungan sekitar
Menuliskan nama-nama tanaman yang
ada di lingkungan sekitar
Menuliskan nama-nama hewan yang ada
di lingkungan sekitar
Membuat laporan sederhana tentang
berbagai jenis tanaman di lingkungan sekitar
Membuat laporan sederhana tentang
berbagai jenis hewan di lingkungan sekitar
PB (9) = Perkembangan Konsep Diri dan Emosi
Merawat
lingkungan sekitar
Mencintai
tanaman dan binatang
PB (10) = Perkembangan
nilai, moral dan sikap
Menjaga dan merawat tanaman di
lingkungan sekitar
Mejaga dan memelihara hewan di
lingkungan sekitar
PB (11) = Perkembangan
kreativitas
Menceritakan tentang tanaman dan
hewan yang di telah lihatnya
PB (13) = Cara
mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar
Karya
wisata
Melakukan
Eksperimen
Bercerita
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah
mengikuti pembelajaran siswa dapat:
1) Mengenal
berbagai macam tanaman dan hewan yang ada di lingkungan sekitar.
2) Membuat
laporan sederhana tentang berbagai jenis tanaman di lingkungan sekitar.
3) Melakukan
eksperimen sederhana tentang bagaimana menanam tanaman.
4) Bercerita
tentang berbagai hewan yang dijumpai baik di lingkungan sekitar maupun di kebun
binatang.
5) Menyebutkan
berbagai hewan yang hidup di darat maupun di udara, yang liar maupun yang
dipelihara manusia.
6) Bercerita
tentang pengalaman melihat lingkungan buatan yang dijumpai.
V. Materi pembelajaran :Cinta Lingkungan
VI. Metode pembelajaran
Pendekatan
Pembelajaran :Pendekatan
Inkuiri, pendekatan keterampilan proses
Strategi
Pembelajran :Pembelajran
berbasis siswa
Model
Pembelajaran :Inkuri,
pembelajaran kooperatif
Metode
pembelajaran :Karya wisata,
eksperimen, bercerita, Pemberian tugas.
VII.
Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan
ke-1
Kegitan dan tahap pembelajaran
|
Perincian kegiatan
|
Nilai-nilai karakter
|
Waktu
|
Pendahuluan
eksplorasi
Eksplorasi
Eksplorasi
|
Berdoa dengan esensi syukur atas
nikmat dan minta dibukakan hati dan diberi cahaya hikmah agar mudah menerima
pembelajaran hari itu.
Mengecek kehadiran siswa
Menanyakan kabar siswa berfokus
pada siswa yang tidak datang dan/ atau yang pada pertemuan sebelumnya tidak
datang
Jika ada yang sakit ungkapkan
keprihatinan
Apersepsi :
Guru mengawali dengan pertanyaan
motivasi: jika hari terik panas biasanya kalian berteduh di bawah apa?
Apa beda tanaman mawar dengan
tanaman jambu?
Bagaimana kamu merawat tanaman di
rumahmu?
Siapa yang memelihara kucing atau
binatang lain di rumah?
Apa makanan hewan-hewan
peliharaanmu?
|
Iman dan takwa, syukur
Disiplin,
taat aturan
peduli
Kuriositas, cermat, syukur, peduli
tanaman dan binatang
|
(6x35)
Menit
|
Kegiatan
inti
Elaborasi
Elaborasi
Elaborasi
Konfirmasi
Konfirmasi
Konfirmasi
|
1) Guru
melakukan presentasi singkat tentang berbagai jenis tanaman dan hewan
2) Seluruh
siswa bersama guru ke luar ruangan kelas menuju halaman sekolah dan
dilanjutkan jalan-jalan melihat-lihat berbagai jenis tanaman yang ada di
sekitar sekolah
3) Siswa
mencatat dalam buku tulisnya apa saja berbagai jenis tanaman yang dilihatnya
dan apa kira-kira manfaatnya
4) Setelah
kembali ke kelas guru menunjuk beberapa siswa tampil ke depan untuk bercerita
tanaman apa saja yang dilihat dalam kegiatan observasi di luar kelas.
5) Siswa yang
tidak ditunjuk untuk bercerita di depan kelas dapat menambah atau
menyanggahnya dengan terlebih dahulu mengangkat tangannya untuk meminta izin
berbicara
6) Guru
memberikan penguatan tentang materi yang telah didiskusikan
|
Cermat, tekun, tanggung jawab
Cermat, tekun, teliti, tanggung
jawab
Cermat, tekun, teliti, tanggung
jawab
Toleransi, terbuka, tanggung
jawab, teliti, demokratis,
kuriositas, berani mengemukakan
pendapat
Cermat, tekun, teliti, tanggung
jawab
|
|
Penutup
Konfirmasi
Konfirmasi
Konfirmasi
Konfirmasi
Konfirmasi
|
Guru
bersama siswa menyimpulkan esensi pembelajaran
Penilaian
Refleksi:
guru bersama peserta didik mengungkapkan kesan mengenai pentingnya
mempelajari lengkungan sekitar dan mencintainya
Guru
menginformasikan kepada peserta didik bahwa pertemuan berikutnya adalah
mempelajari tentang berbagai macam binatang yang ada di kebun binatang
Doa
penutup dengan esensi agar diberi berkah berupa tersimpannya ilmu dalam
pikiran serta ucapan syukur atas terselenggaranya pembelajaran pada hari ini
dengan baik
|
Cermat, terbuka, teliti, hati-hati
Cermat, teliti, hati-hati
Syukur, cinta tanah air
Tekun, peduli
Iman dan takwa, syukur
|
|
VIII. Alat/Bahan/Sumber
Belajar
Buku PKN untuk siswa kelas II
Buku sumber lain yang relevan
Gambar berbagai tanaman dan hewan
LKS buatan guru
Lingkungan sekitar sekolah
Kebun binatang ragunan
IX.
Penilaian
Indikator pencapaian
|
Teknik penilaian
|
Bentuk instrumen
|
Contoh
instrumen
|
Menyebutkan berbagai tanaman dan
hewan yang ada di halaman sekolah dan di sekitar sekolah
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Tuhan telah menciptakan berbagai
tanaman dan binatang untuk keperluan manusia. Cobalah engkau sebutkan;
a.Berbagai
macam jenis tanaman yang ada di lingkungan sekolah dan rumahmu
b.Berbagai
macam hewan peliharaan yang engkau jumpai di rumah, baik yang hidup di darat
maupun di udara
|
Membuat laporan sederhana bebagai
tanaman di lingkungan sekitar
|
Nontes
|
Laporan observasi sederhana
|
|
Menanam biji jagung di dalam wadah
bekas air mineral
|
Nontes
|
Laporan sederhana observasi hasil
eksperimen
|
|
Bercerita tentang pengalaman
karyawisata ke kebun binatang
|
Nontes
|
Laporan sederhana observasi hasil
pengamatan
|
|
Menyebutkan berbagai hewan yang
hidup di darat maupun di udara, yang liar maupun yang dipelihara manusia
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Dbutkan berbagai burung yang
dipelihara manusia yang kamu jumpai di sekitarmu dengan mengisi titik-titik
berikut!
Burung Makanan
.............. ................
.............. ................
.............. ................
.............. ................
.............. ................
|
[1]
) Martini Jamaris, Orientasi Buku Dalam Psikologi Pendidikan,
(Jakarta; Yayasan Penamas Murni, 2010),hlm.225
[2]
) Muhammad Tobroni & Arif
Mustafa, Belajar dan Pembelajaran,
(Jogjakarta; AR Ruzz Media, 2011), hlm. 157
[3]
) Muhammad Tobroni & Arif
Mustafa, Belajar dan Pembelajaran, ibid, hlm. `158
[4]
) Haryanto Al-Fandi, Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis,
(Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm.71
[5]
) Abdul Hadis, Psikologi Dalam Pendidikan (
Bandung: Alfabeta, 2006 ),hlm, 71.
[6] ) Ibid.hlm, 72.
[7])Novi nasuprobo, Teori Belajar Humanistik,
diakses dari http://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajar-humanistik/,
30 Juni 2014
[8]
) Muhammad Tobroni & Arif
Mustafa, Belajar dan Pembelajaran,
Op.Cit, hlm, 158-159
[9]
) Prof.Drs.Dakir, Dasar-dasar Psikologi.( Jakarta: Pustaka Pelajar,
1993), hlm, 64.
Best online casino no deposit bonus
BalasHapusOnline casino no deposit 카지노사이트 bonus. For the best online casino no deposit bonus offers, visit 188bet Xn site. Enjoy safe and secure 제왕카지노 online casinos without